Konflik dalam pengelolaan masjid adalah hal yang tak bisa dihindari. Namun, bagaimana kita mengelola konflik tersebut dengan bijak adalah kunci utama untuk menjaga keharmonisan di antara jamaah dan pengurus masjid. Menurut pakar manajemen konflik, Dr. John Paul Lederach, “Mengelola konflik dengan bijak membutuhkan kecerdasan emosional, kesabaran, dan kemampuan untuk mendengarkan semua pihak yang terlibat.”
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa konflik dapat muncul karena perbedaan pendapat atau kepentingan di antara anggota jamaah atau pengurus masjid. Hal ini tidak harus dilihat sebagai sesuatu yang negatif, tetapi sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Menurut Ustadz Adi Hidayat, seorang ahli agama, “Konflik dalam pengelolaan masjid dapat menjadi sarana untuk meningkatkan pemahaman antar sesama muslim dan memperkuat solidaritas di dalam umat.”
Ketika menghadapi konflik dalam pengelolaan masjid, penting untuk tetap tenang dan mengutamakan dialog yang konstruktif. Menurut Imam Ghazali, seorang ulama terkemuka, “Mengelola konflik dengan bijak berarti kita harus mampu mengendalikan emosi dan mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.”
Selain itu, penting juga untuk melibatkan semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk mencari solusi bersama. Menurut Dr. Stephen Covey, seorang pakar manajemen, “Ketika semua pihak merasa didengar dan dihargai, maka solusi yang ditemukan akan lebih berkelanjutan dan harmonis.”
Dalam mengelola konflik dalam pengelolaan masjid, kesabaran dan ketulusan sangat diperlukan. Ustadz Yusuf Mansur, seorang motivator dan pengusaha sukses, mengatakan, “Ketika kita mengelola konflik dengan bijak, maka kita akan mendapatkan keberkahan dan keberlimpahan dari Allah SWT.”
Dengan mengelola konflik dalam pengelolaan masjid dengan bijak, kita tidak hanya akan menjaga keharmonisan di antara jamaah dan pengurus masjid, tetapi juga akan memperkuat ukhuwah islamiyah di antara umat muslim. Sebagai umat Islam, mari kita belajar untuk selalu mengutamakan kebaikan bersama dan menghargai perbedaan pendapat demi kebaikan bersama.